Senin, 26 Januari 2009

Perayaan Tahun baru Imlek_Part_2

"Sungguh Maha Besarlah Kebijakan Kwi Sien (Tuhan dalam sifat-Nya Yang Maha Rokh). Dilihat tiada tampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia. Demikianlah menjadikan umat manusia di dunia berpuasa membersihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap sujud bersembahyang kepada-Nya. Sungguh Maha Besarlah Dia, sehingga terasakan di atas dan di kanan kiri kita. Adapun kenyataan Tuhan Yang Maha Rokh itu tidak boleh diperkirakan, lebih-lebih tidak dapat ditetapkan. Maka sungguh jelas sifat-Nya yang halus itu, sehingga tidak dapat disembunyikan dari iman kita, demikianlah Dia." Kitab Tengah Sempurna (Tiong Yong / Chung Yung) Bab XV.


Pada hari pertama tahun baru Imlek semua umat Khonghucu bertingkah laku dengan cara yang berlainan dari biasanya. Rumah dibersihkan, orang menghias diri dengan pakaian yang baru, menyediakan makanan yang enak. Kesemuanya itu, seluruh kehidupan jasmani rohaninya diliputi rasa gembira dan bahagia, yang dibarengi dengan rasa dan suasana cinta kasih kepada sesama manusia, rasa syukur kepada Tuhan YME.

Pada Tahun Baru Khongcu/Imlek ini, umat Khonghucu melaksanakan sembahyang sujud ke hadirat Tuhan sesuai dengan apa yang diperintahkan agama, sebagaimana yang disabdakan Nabi Khongcu : "Pada permulaan tahun (Liep Chun), jadikanlah sebagai hari agung untuk bersembahyang besar ke hadirat Tuhan." Kitab Lee Ki / Li Chi bagian Gwat Ling.

Berkaitan dengan perayaan Imlek pada tahun 1999 ini, maka Badan Pengurus MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) mengeluarkan seruan kepada segenap umat Khonghucu dan segenap simpatisan di seluruh tanah air, agar perayaan tersebut hendaknya dilakukan secara sederhana. Karena hakekat tahun baru bukan untuk berhura-hura atau berpesta pora, melainkan untuk merenung, berkontemplasi, bersujud syukur ke hadirat Tuhan, 'sungkem' kepada orang tua, melakukan introspeksi dan membina diri, serta memperbaiki tali silaturahmi dan tali persaudaraan sesama manusia. Perayaan Tahun Baru Imlek di kala keadaan krisis seperti saat ini, akan lebih tepat bila digunakan untuk lebih meningkatkan kepedulian sosial kita terhadap lingkungan. Tindakan berpesta pora pada saat krisis, tidak saja kurang etis namun juga bisa menambah berat beban perekonomian secara makro karena bisa memancing kenaikan harga.

Rangkaian Kegiatan Keagamaan

Perayaan Tahun Baru Imlek sudah mulai dipersiapkan ritual keagamaannya sejak 7 hari menjelang tahun baru dengan melaksanakan sembahyang menghantar Malaikat Dapur (Co Kun Kong), dan bagi umat Khonghucu yang penghidupannya sudah mapan saat ini berkesempatan untuk memberi santunan kepada mereka yang berkekurangan. Maka hari itu disebut juga sebagai Hari Persaudaraan (Ji Si Siang Ang).

Selanjutnya sehari sebelum tahun baru, sembahyang penutup tahun sekaligus menyambut tibanya tahun baru yang dilakukan persujudan rasa syukur ke hadirat Tuhan yang berkenan melindungi dan memberkahi sepanjang tahun yang akan ditinggalkan dan memohon agar tahun yang akan dimasuki dapat menghantar kepada kondisi kehidupan yang lebih baik daripadaa tahun lalu. Dalam sembahyang ini disampaikan pula hormat kepada orang tua yang sudah meninggal dunia juga kepada leluhur sebagai perwujudan bakti dan rasa terima kasih atas asuhannya. Hari itu juga biasanya para keluarga memperindah rumah, membuat kue, dan melaksanakan perayaan ini secara sederhana, tulus dan penuh hikmah tanpa kesan berlebihan.

Pada saat memasuki detik-detik tahun baru, sembahyang dilaksanakan lagi dengan penuh hikmat, khusuk dan gembira kemudian saling memberi hormat dan mendoakan semoga panjang umut, murah rejeki dan sehat sejahtera sambil memohon ampunan kepada orang tua dengan melakukan sungkem/hormat (Kui Ping Sien). Sedangkan kepada saudara saling memaafkan lalu saling mengunjungi sanak keluarga dan sehabat untuk menyampaikan hormat dan saling mendoakan diiringi maaf memaafkan.

Hari keempat di tahun yang baru dilakukan sembahyang untuk menyambut turunnya Malaikat Dapur (Co Kun Kong). Dapur merupakan salah satu bagian penting dari sebuah rumah tangga, karena di tempat ini semua kegiatan mengolah makanan untuk santapan keluarga dilakukan. Oleh karenanya dapur perlu dipelihara dengan baik, selain perlu selalu dijaga kebersihannya.

Kemudian hari kedelapan menjelang hari kesembilan (dilaksanakan pada Si/jam pertama), sembahyang beesar kepada Tuhan (King Thi Kong). Sesuai dengan amanat suci dalam Kitab Lee Ki (kitab kesusilaan), dilaksanakan dengan mempersiapkan diri secara khusus berpantang makanan (berpuasa/vegetaris) sejak hari ketiga sampai berakhirnya sembahyang King Thi Kong. Sembahyang ini merupakan sembahyang besar dengan peyerahan diri secara total kepada Tuhan yang bermakna betapa manusia demikian kecilnya di hadapan-Nya.

Pada hari ketigabelas, dilaksanakan upacara suci memperingati kemuliaan Kwan Kong (Dewa yang melambangkan sikap Ksatria, Setia, Berani, Bijaksana, dan taat pada agama).

Pada hari kelimabelas dilaksanakan upacara Purnama Raya (Cap Go Meh/Goan Siau) hari yang penuh makna, dan sarat dengan upacara keagamaan dalam istilah masyarakat Manado adalah "pesiar Toapekong".

Merayakan Tahun Baru Imlek : Boleh atau Tidak?

Ada apa dan bagaimana sebenarnya hingga tahun baru Imlek senantiasa mendapat tanggapan negatif serta mengundang anggapan bahwa menghambat pembauran, mengancam persatuan dan kesatuan bangsa?

0 komentar:

Posting Komentar